Jumat, 04 Februari 2011

syurrrrrrrrrrr


Saat itu Sabtu malam sekitar jam 23, aku baru pulang „ngapel“ dan nonton berdua Sabrina dan kulihat suasana rumah kosong. Bayangkanku David belum pulang karena sedang bermalam minggu dengan ceweknya. Aku terus ke belakang membawa makanan yang kubeli di jalan untuk kusimpan di lemari es di dapur. Saat lewat dekat kamar David yang terletak di bagian belakang rumah, kulihat lampu di kamar David menyala dan tirai jendelanyaagak terbuka. Aku agak heran, kenapa David sudah ada dirumah pada malam minggu begini. Jangan jangan ada cewek lagi didalam kamar. Aku penasaran lalu aku iseng mengintip secara diam diam kedalam kamar. Perlahan-lahan aku mendekatinya dan melihatnya dari balik jendela. Ketika tampak seluruh badannya, aku kembali tertegun denganrasa ingin tahu yang semakin tinggi. Dari balik tirai jendela aku melihat adegan yang tak terlupakan seumur hidupku, dan begituterekam secara kuat dalam ingatanku sampai sekarang. David dalam posisi duduk diatas ranjang memakai kaos T-shirt warna putih dan bercelana Jeans,. Yang mencekamku tapi justru membuatku terpaku adalah pemandangan di bawahnya. Celana jeansnya melorot sampai dekat lutut, sebagian celana dalamnya masih menutupi pantatnya, tapi bagian depannya tertarik ke bawah sehingga menekan sebagian buah zakarnya keatas. Wah!, melihat bentuknya, aku yakin kemaluan David mestinya berukuran super XL (extra large) Aku melihat David melepas semua yang melekat pada tubuhnya, oh... tak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang sempurna, tubuhnya atletis. Aku dapatmemandang jelas wajah tampannya walau lampu agak remang remang. Lalu David menghampiri gantungan baju tempat dia selalu menggantungkan pakaian kotornya disitu. Tapi aku heran, David merogoh-rogoh seperti sedang mencari sesuatu, lalu dia menarik sebuah benda, yaitu.... astaga!, itu celana dalam milikku...!. Kenapa celana dalamku yang belum dicuci itu ada dikamar David?. Degupan jantungku semakin keras, dan aku semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan David itu. Ternyata dia langsung mencium CD-ku (celana dalam) dan seperti menghirup aroma CD itu. Semakin berdebar jantungku, kepalaku seperti berputar-putar melihat kelakuan David itu. Lalu aku perhatikan kontol David menjadi tegang, sedangkan dia terus menerus menciumi CD itu, dan tangan kanan David memulai gerakan mengocok kontolnya sendiri. Oh Shit!!! Aku bertanya-tanya dan semakin penasaran, apakah David menyukai aku, kakaknya sendiri yang sama sama berjenis kelamin lelaki???, dan kenapa dia jadi begitu terobsesi oleh celana dalamku?. Apakah semua keakrabanku dan caraku memeluk sewaktu tidur dimasa kecil david telah mempengaruhi perkembangan naluri seksualnyasehingga dia jadi menyukai aku sebagai laki laki?. Dan sejuta pertanyaan lainnya muncul dibenakku. Tiba tiba saja aku teringat pada segala sikap David yang ganjil terhadapku sejak dia tinggal serumah denganku. Aku memang beberapa kali memergoki David sering menatapku dengan pandangan mata yang aneh dan entah sengaja atau tidak, David sering sekali memperhatikan kalau aku sedang berpakaian sehabis mandi dan melirik tonjolan kukuh dibalik celana dalamku. Tapi sebelumnya aku tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang wajar saja. (---- garis pembatas ----) Tangan kanan David membentuk genggaman seperti sedang memegang raket dan bergerak-gerak teratur mengurut-urut batang kemaluannya yang tampak berkilat. Tubuhnya sedikit membungkuk ke depan dan tampak dari tangan dan anggota tubuhnya seperti mengeras dan mengejang. Aku sendiri suka onani seperti itu tapi menyaksikan adikku seperti itu memberi perasaan yang sulit terungkapkan. Aku terdiam di balik jendela itu dan menyaksikan perbuatan adikku. Lagi pula tak pernah terbayangkan kemaluannya itu yang duluwaktu masih kecil begitu lucu sekarang bisa berkembang jadi sebesar monster raksasa. Pokoknya perasaanku saat itu betul-betul campur aduk tak karuan. Kali ini tiba-tiba aku melihatnya sebagai laki-laki dewasa yang tampak sedang terengah-engah. Gerakan mengurutnya tampak semakin cepat, kulit penisnya yang tampak coklat tua bersemu merah ikut tertarik-tarik seiring gerakan mengurutnya. Kepala penisnya yang tampak seperti jamur merang tampak mengkilat lucu. Sesekali dia menambahkan lotion ke tangan kanannya dan meratakannya di tangan dan terus bergerak mengurut dan mengocok. Sambil mengocok ngocok, David menikmati CD milikku itu di wajahnya dan sambil terus dihirup hirup seolah olah ingin puas mereguk segala bau khas kejantanan lelaki disitu, lalu David menaikkan kaki kirinya sehingga posisinya menghadap kearah jendela kamar, karena itu aku dapat melihat dari arah depan-atas. Dia tidak menyadari kehadiranku karena keadaan diluar kamar gelap gulita.Tak lama setelah itu, sambil tangan kanannya mengocok kontolnya, tangan kiri David pindah ke belakang pahanya, dan......., ternyata tangan kirinya itu seperti menekan-nekan sesuatu dari arah belakang. Wajah David tertutup oleh CD, lalu dia mengangkat kedua kakinya sehingga paha dan selangkangannya terbuka lebar lalu dia meraih botol itu lagi, dan cairan yang ada ditelapak tangannya di oleskannya ke pantatnya. Lalu dia lepaskan CD yang menutupin kepalanya itu, dan dia memulai lagi gerakan seperti tadi. Dan seperti tadi pula, sementara tangan kanannya mengocok kontolnya, tangan kirinya di menekan-nekan sesuatu, , dan aku lihat tangan kiri David, bergerak maju mundur, dan terlihat dengan jelas bahwa dia memasukkan jari tengah ke lubang pantatnya. Oh God!!! Apa ini, aku menjadi bingung, apa yang sedang dilakukakan David itu. Aku terkesima oleh pemandangan yang kulihat dan tubuhku terasa limbung oleh getaran nafsu yang secara aneh tiba tiba merangsang gairahku juga. Aku merogoh kedalam celanaku sendiri, aku genggam kontolku yang ternyata mendadak ngaceng diluar kehendakku. Aku benar-benar bingung. Karena sejak awal dia menciumi CD milikku, aku mulai curiga jangan jangan David menyukai aku bukan sebagai saudara/kakak tapi sebagai laki laki!.. Wajah David tampak tidak seperti David yang kukenal, yang masih tampak imut-imut meskipun secara fisik dia bener-benar sudah dewasa. Tubuhnya berkeringat sebagian terlihat di leher, dahi dan tangannya. Sesekali dia menengadahkan kepalanya. Nafasnya tertahan-tahan terdengar sampai di tempatku berdiri. Semakin cepat dan semakin cepat. Tak berapa lama kemudian gerakannya melambat beberapa saat dibarengi oleh suaranya yang terdengar seperti mengerang atau mendesah. Tubuhnya menekuk ke depan sehingga nyaris mendekatkan pusarnya ke ujung penisnya. Tangan kanannya kemudian tiba-tiba bergerak dengan cepat sekali dan gerakan tubuh David seperti yang menikmati betul, kocokan tangan dan tusukan jarinya pada lubang anusnya itu. Mulutnya mengerang erang tak karuan dan terdengar dia menyebut nyebut namaku: „Aaaah Kaaak Fitooo, Kak Fitoooo...“. Sekian detik kemudian aku menyaksikan dari ujung penisnya memancar cairan air mani berwarna putih kekuningan yang menyemprot-nyemprot seperti orang meludah tapi banyak sekali dan berjatuhan ke dada, perut dan lantai. Otot di tangan David tampak mengeras. Ajaib..!, aku sendiri tiba-tiba merasakan getaran-getaran aneh di tengkuk, perut maupun area selangkanganku setelah menyaksikan adikku sedang meregang klimaks di sana. Itu cukup membuatku terdiam dan ketika sadar, aku buru buru pergi supaya tidak kepergok David dan menemukan aku dalam keadaan pucat, heran dan bingung, lalu aku masuk kekamarku sendiri untuk menenangkan pikiranku. Aku masih terngiang tentang kejadian barusan. Adikku yang tersayang telah aku saksikan dalam kondisi paling privat. Tiba-tiba secara fisik aku merasa David seperti bukan adik kecilku yang dulu selalu bergulat berguling-guling di lantai denganku yang sampai kemarin masih suka bermanja-manja di pangkuanku. Masih terngiang bentuk batang kemaluannya yang amat besaaar seperti seekor lela raksasa. Sepengetahuanku memang ada batang kemaluan yang kecil, tetapi ternyata ada juga yang sebesar botol Aqua ukuran-sedang, seperti punya David. Aku membandingkannya dengan kemaluanku sendiri yang berukuran standard, Aku tidak bisa membayangkan kalau dulu aku sering melihat David telanjang dan burungnya itu paling-paling cuma sebesar jempol tanganku, tapi sekarang sungguh berbeda, melihatnya batang kemaluan David yang sebesar dan sepanjang itu benar-benar membuat shok. Apalagi dalam keadaan sedang ngaceng seperti tadi. Esok paginya aku bangun lebih dulu.. Pada saat sarapan pagi, aku curi-curi untuk memperhatikan wajah David, setelah kejadian tadi malam. Tapi aku tidak melihat tanda-tanda gugup atau perasaan bersalah. Dan selama ngobrol di meja makan itu, kadang justru aku yang secara gugup menjawab beberapa pertanyaan David (Grogi, heran, bingung, horny, red). Entahlah!, apakah aku rikuh dan sungkan setelah mengetahui adikku begitu terobsesi oleh celana dalamku. Lalu setelah makan, aku berusaha ngobrol lagi dengan Davidsambil nonton TV juga sambil merokok, lumayanlah rasa gugup ku bisa aku kendalikan. Peristiwa beberapa hari yang lalu itu memang masih membekas dengan kuat di ingatanku. Tapi entah karena apa, sejak dua kejadian itu, aku mulai merasakan perubahan ganjil dalam menyikapi masalah yang dinamakan “seks”. Ketika berciuman dengan Sabrina dulu, selalu ada perasaan bernafsu seperti ingin memeluk erat setiap kali mencium bibir Rina. Tapi kali ini perasaanku biasa biasasaja. Atau setiap kali Rina membonceng naik motor, kalau dulu dia menempelkan dadanya ke punggungku, maka aku langsung bergairah, tapi sekarang aku jadi merasa cuek dan aneh. Dan yang heran, lama lama, baru aku sadari bahwa aku mulai tertarik secara fisik pada adikku sendiri dan dimataku , David mulai terlihat sebagai seorang pemuda tampan yang gagah dan mempersonaku sehingga aku juga mulai melimpahi perhatian yang berlebihanpada David dan makin sering mengajak dia pergi berduaan denganku sambil menyentuh dan memeluk tubuhnya. (---- garis pembatas ----) DAN AKHIRNYA terjadilah peristiwa ketiga yang merupakan inti dari keseluruhan ceritaku. Saat itu DAVID berumur 18 TAHUN, barunaik kelas TIGA SMA dan dalam pengamatanku sekarang dia jadi anak yang serius dan cenderung jadi pendiam. Kejadiannya dengan David terjadi di hari Minggu Subuh. Pada malam minggu itu AKU dan SABRINA ikut dengan teman teman kampus kesebuah Disco di daerah Senayan dan baru pulang sekitar jam 3 subuh.. Saat itu hujan deras sekali, dan sekalian berbasah-basah aku pulang ikut mobil Sabrina. Dia hanya mengantarku sampai depan rumah dan langsung pulang. Aku sambil berbasah-basah, aku membuka kunci pintu rumah dan kulihat David sedang duduk melamun sendiri diatas Sofa tanpa melakukan apa. Tidak membaca majalah dan tidak menonton TV. Tapi aku langsung ke kamar mandi belakang, melepas bajuku yang basah kuyup dan mandi air hangat. Sementara itu hujan di luar tampak semakin deras saja. Aku keluar dari kamar mandi cuma memakai celana boxer dan kaus singlet seadanya yang aku sambar dari jemuran dan tanpa mengenakan apa-apa di baliknya. Dan barulah kuperhatikan David yang sedang berdiam diri dengan sikap yang ganjil. Rambutnya acak acakkan, matanya merah dan kedua giginya terdengar bergemeletak tanda dia sedang menahan emosinya. (---- garis pembatas ----) “David kenapa?” tanyaku.
“Aku menunggu Kak Fito dari tadi sore” jawabnya dengan suara bergetar Aku memandangi wajahnya yang ganteng itu dengan bingung. Menungguku dari sore? Subuh-subuh begini? Ada apa sih?
David mendekatiku. Kini dia duduk tepat disisiku. Bibirnya mendekati telingaku. “Kak Fito, aku kangen....?“ “Kok tumben bilang bilang kangen sama aku“ jawabku berusaha datar “Apa kak Fito suka kangen sama David engga“ tanya lagi “Iya David“ jawabku pendek. ”Kalau Kak Fito sayang sama David engga?“ dia memberondongkan pertanyaaan lagi. Kutatap David. Wajah tampan seorang laki laki dewasa dan bukannya wajah anak SMU kelas 3 yang baru berumur 18 tahun. David begitu percaya diri. Sepasang mata hitam melebar dengan bulu mata lebat dan panjang, serta garis alis tebal mendatar. Hidung mancung dan bibir David yang nampak kering, namun sexy. Lalu, gradasi kehijauan, warna khas kulit yang baru dicukur, pada sisi atas bibir indah itu, juga disekitar dagu dan rahang perseginya. Rambut hitam lurusnya yang terlihat basah oleh foam, dipotong pendek,dengan sisi depan dan samping atas yang ditarik berdiri keatas. “Iya, aku sayang, David kan adik yang paling aku sayangi....“ jawabku dan berusaha setengah mati untuk bersikap tenang “Nggak mau!, aku mau lebih dari itu. Aku mau.Kak Fito sayang aku, sama seperti aku sayang Kak Fito“ kejar David tiba-tiba. Degh!, pertanyaan itu mulai menjurus. Terus terang aku jadi kaget, ini...ini apa? Sebuah aksi penembakan kah? Atau jangan-jangan aku sedang mimpi? Atau dia sedang mengigau? Kali ini, aku benar-benar salah tingkah. Apa maksud dia?. ”Udah deh, kita makan aja Dave, laper nih?“, aku menjawab dan berusaha untuk mengalihkannya ke topik yang lain . Tapi David segera memegang kedua tanganku dan menatapkan kedua matanya dengan sorot mata yang tajam, “Please jawab yang serius, kalo Kak Fito masih menganggap aku ini adik !, Kak Fito sayang aku engga?“ desaknya. Aku benar-benar terkejut mendengar reaksi David tersebut, tidak seperti biasanya dia menjadi sangat serius dan berwibawa seperti itu. Sorot matanya yang tajam membuatku tidak berani untuk menatap langsung ke matanya. Dia diam sejenak seperti berusaha untuk mengumpulkan kekuatan, kemudian....... dia menatapku lagi dan kelihatan berusaha untuk ngomong dengan setenang mungkin, “Okay kalo Kak Fito memang ingin mendengar kenyataan yang sejujurnya. Tapi jangan kaget kalo jawabanku ini di luar perkiraan Kak Fito dan aku juga sudah siap menanggung semua akibatnya“ katanya dengan mantap, lalu dia menyambung, “Kak, ..... aku menyayangi Kak Fito bukan hanya sebagai seorang Kakak, tapi mencintai Kak Fito sebagai laki laki.. Aku menginginkan Kak Fito jadi milikku“ “Aku rasa itu sudah menjelaskan semua kebingungan Kak Fito. Sekarang terserah, Kak Fito mau menganggapku seorang laki-laki yang aneh atau bahkan menjijikkan, itu hak Kak Fito. Dan aku sudah siap menanggung segala risikonya.“ Aku kaget setengah mati untuk yang kedua kalinya mendengar kata-kata David barusan. Aku berusaha untuk meyakinkan diri bahwa apa yang aku dengar barusan adalah suatu kenyataan. Aku tatap matanya yang terlihat bersungguh sungguh. Mungkin kalau aku mempunyai sakit jantung, aku akan langsung pingsan saat itu juga. Bagaimana tidak, bila mendengar pengakuan seperti itu dari David, seorang playboy kelas berat yang sering bergonta ganti pacar dan suka membawa cewek ke kamar. Semuanya penjelasan dia berada di luar dari akal pikiranku. Ternyata dia mencintai aku, kakaknya sendiri yang sama sama berjenis kelamin lelaki.. Langsung saja suasana di antara kami berdua menjadi sangat asing, situasi yang tidak pernah aku alami. Akhirnya keluar juga pengakuan ini dari mulutnya. Satu-satunya rahasia pribadi dia yang selama ini dia pendam sendiri, akhirnya terungkap juga. Tapi kulihat David sudah siap untuk menghadapi risiko yang paling buruk dari hubungan antar kita berdua. Kami berdua terdiam cukup lama. Aku tatap wajah David dan reaksi yang aku lihat di wajahnya benar-benar dingin, tanpa ekspresi. Entah berapa lama aku terpaku. Hanya menatap betapa tampannya wajah David, sampai kurasakan sesuatu menekan halus bahu sampingku. Kedua tangan David kini memegang bahu sampingku. Hangat dan erat. Telapaknya seakan begitu pas dan sempurna mendekap bahuku.Kuperhatikan lengannya yang nampak kemerahan. Cukup kekar dengan beberapa kabel urat yang mencuat kasar. ”Apakah salah aku menyayangi Kak Fito?,. David bertanya lirih. Detik ini, otakku kembali bekerja normal, hayalanku yang baru melayang-layang telah kembali ketempatnya semula.
Kuperhatikan sejenak tubuh setinggi sekitar 178 cm-an itu dan matanya yang tajam. Gagah dan penuh percaya diri. Badan tegap itu dibalut kaos polo agak ketat warna biru laut, serta jeans Navy Blue dengan ikat pinggang lebar warna hitam. Uh, David is so damn SEXY!. Tubuh yang atletis dengan dada bidang, pinggang ramping dan sepasang kaki panjang yang nampak padat berisi. "Iya David, Aku juga menyayangimu” aku nekad berterus terang Wajah tampannya bersinar. Seisi dunia mendadak menjadi sunyi dan gelap. Tanpa cahaya dan suara. Hanya ada aku dan dia. Dia yang sedang mendekat kearahku. Mendekat dengan segala pancaran pesona dan cahaya berkilauan dari wajah dan seluruh tubuhnya. Pancaran pesona yang membuat nafasku tertahan. Dan jantungku berhenti berdetak. Entah berapa lama. Hingga... "Maukah Kak Fito jadi pacarku..." tanyanya sambil tersenyum. Seulas senyum yang hangat dan tulus. Senyum yang menawarkan kasihsayang. Kupandang paras David yang rupawan didepanku. Dan kutangkap senyumnya yang menawan. Mereguk tatapan matanya yang hangat, Mata hitamnya yang jernih dan basah, dengan bola mata yang bergerak menunggu reaksiku. (BERSAMBUNG KE BAGIAN-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar