Jumat, 04 Februari 2011

syurrrrrrrrrrr

ANDRE MEMPERKOSA CALON PENGANTIN 2
Dia melihatku menjilati pantatnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki wajah ganteng yang menggemaskan itu dan sepertinya Ijonk memang sudah takluk. Aku meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang Kontolku, juga ke Anusnya. Aku memandanginya dengan perasaan sayang. Ijonk juga seolah mengerti arti tatapanku itu. Aku segera mengecup bibirnya. Dia terpaksa membuka bibirnya dan membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang Kontolku bersentuhan dengan perutnya. "Ah... Shhh" Dan.., "Oogghhh... aaahhh... Shh..." "SEKARANG WAKTUNYA JONK!." ----------------------- Kepala Kontolku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih. "Andreehh... aku benci.. kaaamu..." Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kejantananku terbenam di liang lubang duburnya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk. "Brengsek... Dreeee.. baajingann.. kamu.. shhh... oghh",
Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benar-benar beda. "Shhh.. shhh... Dreeee... Dreeee..." Kupeluk Ijonk erat-erat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. Kulihat titik-titik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang Kontol dan lubang duburnya. Seketika tagisnya meledak. "DREEEEE... BAJINGAN.. KAMUUU... JAHAATTT.. KAMU ANDRE.. AAAHHH.. UUHHH..." dia memukul dadaku keras sekali. Dubur Ijonk begitu kuat mencengkram kontolku. Seolah-olah tidak akan ada satu partikel debu pun yang bisa masuk lagi ke dalam pantatnya. Kontolku menutup lubang Ijonk seperti pintu hampa udara. Dinding anus Ijonk terasa begitu hangat memeluk erat kontolku. “Masih sakit Jonk?” bisikku ke telinganya.
Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. DIA TIDAK MENJAWAB!. Wajah kami berhadap-hadapan begitu dekat. Kedua tubuh kami menempel erat sementara kontolku tertanam jauh di dalam pantatnya. Dua cowok, satu tubuh. Aku dekatkan mulutku ke mulut Ijonk yang sedikit terbuka. Aku selipkan lidahku ke dalamnya. Dan astaga!, mulut Ijonk ternyata mau menyambut. Dia membiarkan aku menghisap lidahnya seperti tadi aku menghisap kontolnya. Mulut kami saling mengunci satu sama lain. Sambil terus menciumnya, aku mulai menggerakkan pinggulku maju-mundur. Tangan kananku menjulur ke bawah, menggenggam kontolnya yang basah oleh ludahku erat-erat dan aku mulai mengocoknya. Nafas Ijonk mulai memburu. Tapi dia seakan tidak mau melepaskan mulutku dari belenggu mulutnya. Kami terus mendesah-desah merasakan kenikmatan ini. Otot otot didalam saluran anus Ijonk BERKONTRAKSI SECARA ALAMIAH. Terasa benar-benar kencang. Lubang perawannya yang memang sudah begitu sempit mencengkram kontolku jadi terasa seperti pompa vakum yang memijat-mijat kontolku dengan kekuatan dahsyat. Aku tak kuat lagi. Kutempelkan tubuhku lekat-lekat ke dada bidang Ijonk dan kukubur kontolku sedalam mungkin di lubang pantatnya. Selama 20-an menit aku terus menggempur dan menyetubuhi Ijonk dengan segenap perasaanku dan mereguk kenikmatan dari tubuh lakilaki straight yang baru pertama kali disetubuhi oleh sesama lelaki. Kugenjot kejantananku semakin kencang supaya aku cepat cepat mencapai klimaks dan terus kutusuk liang Anusnya. Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Dan akhirnya spermaku muncrat. "Ahhh... ahh..aaaarrrrgghhh!!!” teriakku..Air maniku memancar keras kedalam pantat Ijonk.
Ijonk menangis sesenggukan. "Nikmatnya pantat perawan kamu Jonk..." kataku tersenyum senang. Aku langsung menjilati sisa sisa cairan air maniku sendiri yang menetes dari lubang anus Ijonk bercampur darah segar yang sudah membasahi selangkangannya. Segera kugendong Ijonk menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia. Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar Anusnya dengan lembut.. "Kamu puas sekarang... bukan begitu Andre?" keluhnya di sela tangisnya. Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. (----- garis pembatas -----) GILA!, NGENTOT COWOK CINA YANG STRAIGHT bener bener pengalaman yang dahsyat. Walau Ijonk tidak gampang ditaklukan, tapi hal itu justru membuatku semakin tertantang dan memberiku kebanggaan pada saat bisa membuat dia bertekuk lutut. Memikirkan hal itu, ternyata membuatku bernafsu lagi!. Hanya selang setengah jam aku kembali menggerayangi Ijonk lagi tapi kali ini aku tidak peduli dengan foreplay atau pemanasan, aku pengen maen tembak langsung saja!. Kujilati lagi liang duburnya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, Ijonk mulai bergetar. Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke dada bidangnya. "AHHH... SSSHH... SEKALIAN AJAAA.. DRE.. ENTOT.. AKU LAGIII.. BIAR KAMU.. LEBIH... PUASSS..." katanya sambil mengangis lagi. AKU SUNGGUH TAK MENGERTI. Tak kusangka Ijonk bisa pasrah begitu. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus Anusnya. Eh...!, tanpa kuduga mendadak Ijonk meraih batang Kontolku tanpa kusuruh dan dikocok-kocoknya perlahan. Lama dia mencengkeram Kontolku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. BAGIKU, AIR LUDAHNYA NIKMAT SEKALI, MELEBIHI MINUMAN RINGAN APAPUN. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala Ijonk meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya. Hitung-hitung balas budi. Hehehe... Aku mengambil ancang-ancang baru. Aku bangkit dan menaikkan separoh tubuh Ijonk ke atas kasur dengan separoh lainnya tetap menumpu pada lututnya ke karpet. Saat wajahku sudah persis di depan bokong Ijonk, kedua tanganku meraih bukit-bukit pantat Ijonk. Kemudian seperti orang membelah durian, kedua tanganku membelah celah bukit itu. Tentu saja semerbak aroma Anal Ijonk langsung menyebar dan menerpa hidung Pak Budi. Dan itu sangat merangsangnya. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, bekas gempuran batang kontolku yang beringas. Lalu aku berputar dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputartadi Ijonk menggigit Kontolku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir dubur tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap. Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan liang duburnya. Tanpa menunggu lebih lama, Aku membenamkan wajahku pada celah bokong Ijonk. Lidahku langsung mencari-cari dalam kegelapan. Terasa sempit sebelum akhirnya ujung lidahnya merasakan kelembaban yang licin dan mengandung liquid lengket. Aku tahu, ITU ADALAH SEMEN ANAL IJONK. Aku merasai RASA SEPAT-SEPAT di ujung lidahku. Kemudian aku mengisapnya memindahkan LENDIR LENGKET itu ke mulutIjonk. Kembali pikiran Ijonk melayang pada Aku yang kini menjilati pantatnya, wwoooo... Dan nikmatnya sungguh tak terperi. Refleknya mendorong tangan-tangannya bergerak kebelakang, berusaha meraih kepalaku sebagai tanda bahwa kenikmatan yang aku berikan ini jangan cepat dilepaskan. Tangan-tangan Ijonk itu justru memberikan tekanan dan dorongan agar wajahku lebih dalam lagi tenggelam ke pantatnya. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. "Andree.. enakhh.. nikmathh..." "Oghhh... Ahhh..." Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang Ijonk ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati Anusnya. "Augghhh... Dreeee... enakkhh... terusshh..." pintanya.
Lalu kembali menyantap batang kejantananku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kejantanan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati. Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang anusnya sambil menjilati batang kontolnya sesekali. "Aduhhh... duh... enaknyaa... Dre.. jangan... berhenti", serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku. Kutindih dia dan kuarahkan batang Kontolku. "Uhhh... ssshh", serunya sesak ketika batang kejantananku kuhantamkan ke liang anusnya itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan. "Andreeeeh... bajiingann!" untuk kesekian kalinya Ijonk mengumpatku.
Entah apa maksudnya. Tapi melihat tubuhnya yang menggeliat geliat dan rintihan rintihannya aku yakin kali ini Ijonk sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalauperasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat dan kedua tangannya memeluk tubuhku. "JONK... MEMEK PUNYAAH.. KAMUUU... ASSIIIKKK.. AAAHHH", seruku ketika denyutan liang duburnya terasa sekali menekan batang Kontolku. Lalu kupagut bibir Ijonk dan kulumat mulutnya dengan ciuman yang panas sambil menjalarkan lidahku dengan liar, tapi eh..!, ternyata Ijonk membuka bibirnya dan membalas jalaran lidahku sampai air liurku tercampur kedalam relung relung mulutnya dan langsung dia teguk semuanya. Kubalik Ijonk, sehingga sekarang posisinya di atas.
"Dre.. aku.. akan.. bunuh... kamuu.. suatu.. saat.." "Silakan.. saajahh..."
Kami berdua berbicara tak karuan. "Oughhh... aihhh.. sshh", teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulu-bulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai. "Dreh... kamu... kamu..." dia tidak melanjutkan kata-katanya. Ijonk sudah lepas kendali, tak sadar bahwa dia sedang “menari” diatas tubuhku dengan sebatang alat kemaluan sesama lelaki yangtertancap erat kedalam lubang anusnya dan tiba-tiba.., "Dreeeeh... Andreeeeh... bajingan... ah..." serunya keras sekali, sambilmenggoyang pantatnya dengan cepat dan menari-nari seperti kilat.. Kucabut batang kejantananku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang Kontolku dari belakang dan, "Oughhh... oughhh... oughhh... oughhh..." tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambilmeremasi dadanya yang bidang. "Aduh..Joooonnnkkk.." pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit bahuku. "Dre... Dre..." dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia lalu kupompa kontolku sekuat tenaga. "Jooonnnkkk... ahshhh..." "Dreeeeh..ooooookkkkkggghhhh." dan air mani Ijonk menyembur keluar!. Aku pun menembakkan sperma di dalam liang duburnya. Ijonk memelukku erat sekali. Kami berdua ngos-ngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kejantananku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian.
Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang tampan. Tampak lelah. Hmm... kasian sekali calon istrinya, karena Ijonk sekarang sudah tidak sempurna lagi sebagai laki laki sejati karena lubang anusnya sudah dijebol oleh sesama lelaki. Kuelus rambutnya. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Ijonk membenamkan wajahnya di dada bidangku dan menyusupkan wajahnya kedalam ketiakku lalu aku dan Ijonk terlelap bersama. (----- garis pembatas -----) Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku mencari pakaian milikku.Kuberikan T-shirt dan celana jeansku. Ijonk membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan T-shirt dan celana jeans ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu. "Ayo kesini..." ajakku. Dia mendekati aku lunglai. Kupeluk bahu Ijonk yang duduk disampingku, tapi dia hanya diam membisu. "Ijonk... aku tahu apa yang kamu rasakan. Kamu marah. Tapi, satu hal yang aku minta darimu... jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat", kataku dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah. Namun tetap membisu. "Ayo.. Jonk... aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika kamu mendendam terhadapku, utarakanlah, lakukanlah sekarang." Ijonk hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi. (----- garis pembatas -----) EPILOG DUA BULAN KEMUDIAN, Irene dan Jonathan akhirnya MELANGSUNGKAN PERNIKAHAN disebuah restoran terkenal di kota MALANG. Aku sengaja datang memenuhi UNDANGAN IRENE (bukan dari IJONK). Aku mengulurkan tangan untuk menyalami dan memberi selamat. Kulihat perut Irene sudah mulai membesar. Ketika menyalami Ijonk, aku mengedipkan sebelah mataku. Ijonk menikmatinya dengan tatapan ganjil ke arahku dan tersenyum tipislalu dia menunduk. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami. Aku yakin Ijonk tidak akan kehilangan keperkasaannya sebagai laki laki yang jantan.
Tapi dari segi fisik, Ijonk pasti tak akan lupa bahwa dirinya sudah tidak sempurna lagi sebagai lelaki sejati karena lubang duburnya telah jebol akibat gempuran batang kontol sesama lelaki sampai 2 kali berturut turut dan kesucian tubuh perjakanya telah ternoda oleh benih benih keturunan manusiayang kutaburkan kedalam tubuhnya, menyatu bersama aliran darahnya, selama lamanya!, bahkan mungkin nantinya menitis ke anak keturunannya kelak. Tapi dari segi kejiwaan, setelah Ijonk tahu enaknya dientot kontol sesama lelaki pada usia yang masih muda dan merasakan klimaks kepuasan seks sejenis, aku tidak tahu apa pengaruhnya terhadap kehidupan seksual Ijonk dimasa depan kelak. TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar