Minggu, 13 Februari 2011

seeeeeeeeeeeeeeeeeekkkkkkkkkkkkkkk

IMAJINASI DAN FANTASI
Saya duduk di kursi computer tersayangku dan kembali menjawab semua email yang masuk. Satu email, satu teman yang telah lama berkoresponden. Begitu banyak topik yang telah kami bahas: teman, lingkungan, kehidupan, dan tentunya sex. Tetapi akhir §C akhir ini semakin kusadari bahwa topik sex yang kita buat semakin ÿ¯memanasÿ°. Karena kesempatan untuk kita bertemu cukup kecil; inilah kutipan beberapa dari email kami. Dia memulai: Setelah saling berkoresponden sekian lama, saya rasa tiba saatnya untuk kita bertemu. Lagipun kita sudah saling memiliki kepercayaan pada satu sama lainnya bukan? Bagaimana jika kita bertemu di Hotel S? - Di hari pertemuan kami, saya tiba lebih dahulu dan mengambil kesempatan untuk mandi dahulu. Pintu kamar hotel sengaja tidak saya tutup dan kunci tetapi dibiarkan tertutup, sehingga orang tidak mengetahui bahwa pintu itu sebenarnya bisa terbuka dengan mudah. Kebetulan saya meminta kamar yang paling pojok. - Saya melepaskan seluruh pakaian yang saya kenakan dan menuju ke kamar mandi. Air hangat membasahi seluruh tubuhku. Saya pun kemudian menutup mata sambil menikmati segarnya air yang keluar dari air pancuran. Saya mendengar suatu suara yang tidak asing dari belakang, itulah dia. - Saya menyuruhnya untuk ikut bergabung; ia pun segera melepaskan seluruh pakaiannya. Ia memegang kedua tanganku dan diletakannya di pantatnya yang bulat dan menggairahkan itu. Satu tangannya kemudian memegang pundakku dan satu tangannya lagi bermain di sekitar puting dan memainkannya. Telah kurasakan ada yang bangun di bawah sana. Ia melirik, dan terangsang jugaÿ¬. Saya melanjutkan: - Dengan lembut tanganku kuletakan di atas bahumu dan kulingkarkan tanganmu di sekitar perutku. Kita berpelukan dengan erat, dan kurasakan nikmatnya pelukanmu dibawah pancuran air dengan kerasnya penis-mu yang telah tegak berdiri. - Ketika kau bernafas, aku menciummu dengan lembut, perlahan, dengan perasaan, dan kini kurasakan manisnya mulutmu. Manis bagaikan madu yang segar. Dengan mata tertutup kurasakan betapa besarnya rangsangan yang kau berikan. - Kulepaskan. Aku mengambil sabun dan mulai menyabuni dadamu yang bidang, lenganmu yang seksi, lehermu yang mengundang gairah,dan mulai turunÿ¬ Dilanjutkan: - ÿ¬ kukocok dengan pelan ketika kau memegang penisku. Kutuntun lagi ke kedua bijiku yang telah ditunggu untuk disabuni dengansabun dan kedua tanganmu. Begitu nikmatnya kocokanmu di penisku. Rangsangan yang kau berikan telah membuatku mendesah dan terusmendesahÿ¬ - Tanganmu terus menuju ke daerah selangkanganku dan kurasakan adanya sentuhan lembut di sekitar lubang anusku. Jari §C jarimuyang bermain di luar, kini kurasakan telah masuk dengan perlahan. Jari telunjukmu sudah kurasakan di dalam; jari tengahmu menyusul. Ketika aku mendesah nikmat, kau kembali menciumku dan memberikan air liurmu yang manis; kutelan. Aku melihatmu dengan pandangan yang menggairahkan. Giliran saya telah datang: - Saya berlutut dihadapanmu dan kulihat penismu yang telah menegangmu tidak jauh dari pandangan. Kubersihkan dari sisa sabun yang tersisa. Dengan jari §C jariku yang kembali bermain di lubang anusmu, aku jilati kepala penismu dengan lidahku yang telah kau tunggu. - Kubuka mulutku dan kumasukan penismu kedalamnya. Bisa kau rasakan nafasku di pangkal penismu sekarang. - Kututup mulutku dan dengan gerakan perlahan, aku melepaskan hisapan yang baru kuberikan. Kukocok penismu, sambil kulihat matamu yang sedang tertutup. Kulihat cairan precum telah keluar dari ujung penismu. - Kubersihkan dengan lidahku; bisa dirasakan ada dua rasa yang berbeda. Dengan perlahan, saya kembali menghisap penismu: maju dan mundur, dengan jari yang bermain di lubang anusmu. Tidak lama kemudian, kurasakan adanya denyutan yang kuat, pertanda kau akan orgasme. Kukocok dengan perlahan dan keluarlah cairan putih yang hangat yang baru kau hasilkan; mendarat di atas dadaku dan mengalir jatuh perlahan kebawah hingga ke penis dan ke bulu kemaluanku. Kupastikan bahwa cairanmu telah berhenti keluar dengan penismu yang kulihat kembali melemas. Dan ia pun mengambil bagian selanjutnya: - Kutuntunmu berdiri. Kulihat cairan putih yang masih ada pada tubuhmu yang menggairahkan. Kudekati tubuhmu dan kujilati semuasperma pada dadamu, putingmu, perutmu, bulu kemaluanmu, dan penismu. Aku pun kemudian memasukan seluruh penismu ke dalam mulutku. Bisa kau rasakan hangatnya mulutku dan lembutnya sentuhan lidah dan bibirku pada batang penismu yang telah berdiri. - Dengan cepat, dengan perlahan, aku terus menghisap penis mu. Desahanmu yang kau keluarkan telah membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku. Bisa kurasakan cairan hangatmu kau keluarkan di dalam mulutku. Kutelan semua, dan sedikit kubiarkan mengalir ke dada dan perutku, agar bisa kau lihat kenikmatan yang kau berikan. Setelah itu kita berbilas. Tanpa mengenakan pakaian, kita tiduran di atas ranjang. Bisa kurasakan tangannya kembali beraksi. Walau aku bukan tipe yang bisa mulai langsung untuk ronde kedua dalam jangka waktu yang singkat, tetapi entah mengapa penis ku seakan §C akan tidak ÿ¯berkataÿ° demikian. Tangannya kembali merangsang tubuhku dan mengocok penisku dengan lembut, begitu juga dengan aku. Dengan sambil memandang dan memberikan pandangan yang menggairahkan pada satu sama lain, kita terus melanjutkan aksi ini hingga waktu telah tiba. Ia mendesah nikmat, aku pun demikian. Kemudian aku duduk tepat di atas pahanya. Penis kami menyatu dan kami saling mengocok satu sama lain. Tak lama kemudian, aku pun memuntahkan sperma ku yang kedua kalinya, dengan tembakan yang jauh. Dada, perut telahmenjadi sasaran utamaku. Penisnya pun memuntahkan cairan panas itu dan mengenai perut dan bulu kemaluanku yang belum kucukur itu. Kami berpelukan dan berciuman, disusul dengan bilas kembali sebelum kami beristirahat. Sebelum kami tidur, tanpa mengenakan pakaian, kami berciuman kembali, terkadang tertawa bagaikan dua anak kecil, yang sedang membagi dan memegang rahasia masing §C masing dengan erat. Apakah cerita ini cukup mengundang? Berikan pendapat kalian. Alangkah baiknya jika kita bisa saling membagi cerita seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar